Refleksi 1 Muharram 1446 Hijriyah: Semangat Hijrah dan Jihad untuk Persatuan Umat

Refleksi 1 Muharram 1446 Hijriyah: Semangat Hijrah dan Jihad untuk Persatuan Umat Peringatan tahun baru Islam 1446 H yang diselenggarakan oleh MUI Pusat di Masjid Al Ittihad Legenda Wisata Cibubur, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Ahad (7/7/24).

MUI-BOGOR.ORG, – Pergantian tahun Hijriyah selalu menjadi momen berharga bagi umat Islam untuk melakukan muhasabah dan memperkuat keimanan. Pada peringatan tahun baru Islam 1446 H di Masjid Al Ittihad, Legenda Wisata Cibubur, Kecamatan Cileungsi, Ahad (7/7/24), Sekjen MUI Pusat, Buya Amirsyah Tambunan, dan Ketua MUI Pusat Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH. M. Cholil Nafis, menyampaikan pesan-pesan penting tentang makna hijrah dan jihad dalam konteks kekinian.

Buya Amirsyah Tambunan menekankan bahwa pergantian tahun baru Hijriyah harus menjadi momentum untuk melakukan muhasabah terhadap masa lalu, masa kini, dan masa depan. “Pergantian tahun baru harus dapat melakukan muhasabah terhadap masa lalu, masa kini, dan masa depan,” ungkapnya. Ia menekankan pentingnya refleksi nilai hijrah dan jihad yang telah dicontohkan Rasulullah SAW ketika membentuk negara modern di Madinah.

Sekjen MUI Pusat Buya Amirsyah Tambunan. Foto: mui.or.id

Menurut Buya Amirsyah, nilai-nilai hijrah dan jihad yang ditanamkan oleh Rasulullah SAW kepada kaum muhajirin dan anshar melalui Piagam Madinah berhasil mengubah pola pikir, perilaku, dan memperkuat persatuan di antara sesama umat. “Kesungguhan hijrah dan jihad Rasulullah itulah yang harus direfleksikan oleh kita semua untuk membangun umat saat ini,” tegasnya.

Dalam pandangan Buya Amirsyah, tahun baru ini harus dimaknai dengan tekad hijrah untuk mengubah perilaku menjadi lebih baik dan jihad untuk memerangi kebodohan serta kemiskinan. Ia mengingatkan umat untuk bermuhasabah terhadap hal-hal yang telah berlalu dengan harapan dapat menjadi individu yang lebih baik di tahun mendatang. Buya Amirsyah juga mengutip surat Al-Baqarah ayat 218 untuk memperkuat pesan ini: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”

Ketua MUI Pusat Bidang Dakwah KH. M. Cholil Nafis. Foto: mui.or.id

Sementara itu, KH. M. Cholil Nafis menyoroti pentingnya semangat persatuan dalam menjalankan nilai hijrah. Ia menyebut bahwa bangsa Indonesia sudah terbiasa hidup dalam perbedaan, terutama dalam aktivitas keberagamaan. Perbedaan dalam penetapan tanggal 1 Muharram 1446 H, misalnya, tidak seharusnya menjadi sumber perpecahan melainkan sebagai bentuk keindahan untuk mempersatukan umat.

“Semangat hijrah itu adalah semangat persatuan,” katanya. Kiai Cholil mengajak umat untuk merefleksikan pergantian tahun baru dengan semangat persatuan dan proporsional dalam menyikapi perbedaan. Ia mencontohkan bagaimana para sahabat Nabi, seperti Abdurrahman bin Auf dan Abu Bakar ash-Shiddiq, rela mengorbankan harta dan kenyamanan demi menemani Rasulullah SAW dalam hijrahnya ke Madinah.

Kiai Cholil juga mengingatkan pentingnya memahami semangat hijrah yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya dalam membangun persatuan umat. “Ketika kita hijrah, apakah hijrah kita masih spirit hijrah atau tidak,” jelasnya. (ed.fw)

Berita ini telah tayang di mui.or.id dengan judul: “Refleksikan Pergantian Tahun, Sekjen MUI: Internalisasikan Nilai Hijrah” dan “Jihad dan Di Tabligh Akbar MUI, Kiai Cholil: Semangat Hijrah adalah Semangat Persatuan”