KH. Sahlul Lail Kembali Pimpin MUI Cijeruk, Siap Gandeng Camat Wujudkan Masyarakat Melek Pendidikan Formal

KH. Sahlul Lail Kembali Pimpin MUI Cijeruk, Siap Gandeng Camat Wujudkan Masyarakat Melek Pendidikan Formal MUSCAM VI MUI Kecamatan Cijeruk menetapkan kembali Drs. KH. Sahlul Lail menjadi Ketua MUI periode 2025-2030. (Tim MUI Online)

MUI-BOGOR.ORG – Tim formatur pada Muscam ke-6 MUI Kecamatan Cijeruk resmi menetapkan kembali Drs. KH. Sahlul Lail menjadi Ketua untuk periode 2025-2030. Musyawarah yang diselenggarakan di Aula Kantor Kecamatan Cijeruk, Sabtu (8/11/2025), dibuka secara resmi oleh Camat Moch. Sobar Mansoer, S.IP., M.Si.

Kepada mui-bogor.org, Kiai Sahlul Lail menyampaikan, bahwa Kecamatan Cijeruk hari ini sedang menghadapi tantangan serius dalam sektor pendidikan, tercermin dari rendahnya minat masyarakat untuk menimba ilmu di sekolah formal, di mana posisinya yang berada di peringkat ke-35 dari 40 kecamatan di Kabupaten Bogor.

Kiai Sahlul Lail mengidentifikasi bahwa salah satu akar permasalahan tersebut, karena lebih memprioritaskan pendidikan non-formal, di antaranya Pondok Pesantren Salafiyah.

Foto: Ketua MUI Kecamatan Cijeruk periode 2025-2030, Drs. KH. Sahlul Lail sedang menyampaikan sambutan perdananya. (Tim MUI Online)

Fenomena ini, menurut Kiai Sahlul, mencerminkan cara pandang sebagian masyarakat Cijeruk yang masih menganggap pendidikan formal sekadar sarana untuk bisa membaca dan menulis, bukan sebagai pintu menuju peningkatan kualitas hidup dan daya saing. Akibatnya, banyak anak yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi setelah mampu baca tulis dasar, karena orang tua merasa tujuan pendidikan sudah tercapai.

Pandangan sempit terhadap makna pendidikan ini berdampak serius terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM). Minimnya lulusan sekolah menengah bahkan perguruan tinggi menyebabkan ketersediaan tenaga profesional dan aparatur yang berkompeten menjadi sangat terbatas.

Kondisi ini pada akhirnya menghambat pelaksanaan berbagai program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di tingkat kecamatan, karena tidak didukung oleh SDM yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pola pikir maju.

Foto: MUSCAM VI MUI Kecamatan Cijeruk berlangsung kondusif. (Tim MUI Online)

“Sangat sulit menemukan warga Cijeruk yang lulusan SMP atau SMA apalagi sarjana. Mengapa demikian? Karena umumnya, ketika anak-anak sudah bisa membaca dan menulis di kelas lima SD, orang tua mereka langsung memondokkan ke Pesantren Salafiyah,” ungkap Kiai Sahlul.

Ia menjelaskan, bahwa kebiasaan tersebut berakar dari niat baik para orang tua yang ingin anak-anaknya mendapat pendidikan agama yang kuat. Namun, seiring perkembangan zaman, pola pikir ini mulai menimbulkan dampak yang dirasakan oleh masyarakat sendiri. Banyak warga menyadari bahwa ketertinggalan dalam bidang pendidikan formal berimbas pada terbatasnya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.

Menurut Kiai Sahlul, kesadaran akan pentingnya keseimbangan antara pendidikan formal dan pendidikan agama perlu terus ditumbuhkan agar masyarakat Cijeruk dapat maju tanpa kehilangan nilai-nilai religiusnya.

Foto: Camat Cijeruk, Moch. Sobar Mansoer, S.IP., M.Si., saat membuka secara resmi MUSCAM VI MUI Kecamatan Cijeruk. (Tim MUI Online)

Oleh karena itu, ke depan Kiai Sahlul akan berkolaborasi dengan Pemerintah Kecamatan untuk merumuskan solusi dan program yang nyata. “Kami akan berkolaborasi dengan Pemerintah, kira-kira bagaimana ke depan dan apa program yang nyata bisa dilakukan, misalnya memperbanyak program PKBM untuk santri-santri salafiyah, atau program lainnya,” ujarnya.

Kiai Sahlul Lail juga akan melakukan pemberdayaan bagi alumni PKU (Pendidikan Kader Ulama) agar dapat berperan aktif dalam struktur kepengurusan MUI serta menjadi tenaga pengajar bidang agama Islam di sekolah-sekolah di wilayah Cijeruk.

Menurutnya, kualitas para praktisi pendidikan, khususnya guru agama di Cijeruk, masih perlu ditingkatkan. Karena itu, ia menilai penting untuk melibatkan para alumni PKU yang memiliki latar belakang pendidikan keagamaan yang baik dan wawasan keislaman yang moderat.

Foto: Ketua MUI Kabupaten Bogor, Dr. KH. Agus Mulyana, MA., saat memberikan sambutan. (Tim MUI Online)

Senada, Camat Moch. Sobar Mansoer berharap kepada pengurus baru MUI Cijeruk untuk memperkuat sinergi dan kolaborasi antara ulama dan pemerintah dalam setiap program kegiatan keagamaan dan sosial. “Sebenarnya sinergitas antara MUI dengan kecamatan sudah terjalin bagus, tapi harus ditingkatkan lagi,” kata Camat Sobar kepada mui-bogor.org.

Selain itu, ia mengajak untuk bekerjasama membangun masyarakat agar lebih baik dan maju.  “Masyarakat Cijeruk ini agak susah berkembang, agak-agak susah menerima perubahan. Saya berharap kerjasama dengan MUI, mari kita sama-sama membangun, memberikan pemahaman untuk masyarakat agar wawasan dan pemikirannya lebih terbuka,” pungkasnya.

Foto: Rapat Musyawarah Tim Formatur MUSCAM VI MUI Kecamatan Cijeruk. (Tim MUI Online)

Sementara itu, sidang pleno pembentukan tim formatur MUSCAM VI MUI Kecamatan Cijeruk dipimpin Ust. Puad Hasan, MA., yang menyepakati sembilan anggota tim formatur yang akan memutuskan dan memilih pengurus MUI Cijeruk masa bakti 2025-2030, di antaranya:  

  1. KH. Mujiburrohman – Dewan Pertimbangan MUI Kecamatan Cijeruk  demisioner.
  2. DRS. KH. Sahlul Lail – Ketua MUI Kecamatan Cijeruk demisioner.
  3. Kiai Iwanudin – Sekretaris MUI Kecamatan Cijeruk demisioner.
  4. Kiai Burhan – Bendahara MUI Kecamatan Cijeruk demisioner.
  5. Moch. Sobar Mansoer – Camat Cijeruk.
  6. H. Erland Duslan Dahlan – Kepala KUA Cijeruk.
  7. Kiai Wawan Marwan – MWC NU Cijeruk.
  8. KH. Anshori – Tokoh Masyarakat.
  9. KH. Misbahudin – Tokoh Masyarakat.

Setelah melalui proses musyawarah, tim formatur menetapkan kembali Drs. KH. Sahlul Lail sebagai Ketua MUI Kecamatan Cijeruk  masa khidmah 2025-2030.  

Editor: Faisal Wibowo
Kontributor: Muhammad Firmansyah