Membaca Sejarah, Menata Masa Depan: Tantangan Kader Ulama Muda Bogor

Membaca Sejarah, Menata Masa Depan: Tantangan Kader Ulama Muda Bogor Foto Peserta PDU Angkatan nIII MUI Kecamatan Ciawi bersama Sekretaris LPKPU. Foto: Istimewa

MUI-BOGOR.ORG, Ciawi – Bogor memiliki sejarah yang panjang dan menarik untuk dikaji, mulai dari peranannya sebagai ibukota Kerajaan Pajajaran sampai menjadi penyangga Kota Metropolitan Jakarta. Bogor pernah menjadi pusat pemerintahan kerajaan terbesar di Nusantara sekitar abad 13 sampai 15 Masehi, yaitu Kerajaan Tarumanegara, hal ini dibuktikan dengan ditemukannya Prasasti Ciareteun, dan prasasti lainnya.

Hal itu disampaikan oleh Sekretaris LPKPU MUI Kabupaten Bogor, Alfisa Triatmoko M.Pd., pada perkuliahan pekan kelima Pendidikan Dasar Ulama (PDU) Angkatan III MUI Kecamatan Ciawi, di Aula Kantor Kecamatan Ciawi, Ahad (06/10/2024).

Sekretaris LPKPU MUI Kabupaten Bogor, Alfisa Triatmoko M.Pd., saat menjadi narasumber pada perkuliahan pekan kelima Pendidikan Dasar Ulama (PDU) Angkatan III MUI Kecamatan Ciawi. Foto: Sumi

Kang Alfis menambahkan, Bogor di zaman VOC (1687-1799) menjadi salah satu pusat pemerintahan dan pusat Perkebunan. Sementara pada masa penjajahan Jepang (1942-1945), Bogor selevel dengan provinsi yang disebut Bogor Shu. 

“Kemudian pada masa revolusi mulai dibentuk pemerintahan. Para pemuda dan pejuang di Bogor merebut kekuasaan dari tangan Jepang. Aksi ini dimulai pada 19 Agustus 1945 yang dipimpin oleh R. Ijok Muhammad Sirodz, lalu mengalami kemajuan dari masa ke masa,” ujarnya.

Narasumber berfoto bersama Ketua MUI Kecamatan Ciawi. Foto: istimewa

Namun, kondisi hari ini semakin tidak baik, karena Bogor menjadi ranking pertama dalam kasus pinjol, judi online dan mirisnya lagi menjadi ranking pertama dalam kasus prostitusi online. Bahkan dalam Global Competitiveness Index (Indeks Daya Saing Negara) Indonesia masih rendah, meskipun Presiden Jokowi mengatakan tahun kemarin naik di posisi 34 dan sekarang 27, tapi tetap masih kalah jauh oleh negara tetangga (Singapura) di peringkat pertama di Dunia.

Ditambah dunia pendidikan Indonesia juga masih lemah, terutama di bidang Science, Technology, Engineering, Math (STEM). Maka, harus ada strategi bagaimana meningkatkan daya saing atau agar setidaknya memiliki daya tawar. “Maka untuk menjadikan Bogor lebih maju kita perlu melakukan perbaikan-perbaikan, meningkatkan kemampuan di bidang STEM, memperbaiki kualitas penduduk, kualitas lapangan kerja, produktif dan inovatif berkarakter yang kuat dan peradaban yang unggul,” ujarnya. (Sumi/Ed.Fw)