MUI Bogor Hadiri Wisuda Tahsin Al-Qur’an Masruriyah: Lahirkan Generasi Qur’ani Bersanad

MUI Bogor Hadiri Wisuda Tahsin Al-Qur’an Masruriyah: Lahirkan Generasi Qur’ani Bersanad Foto bersama Dr. KH. Agus Mulyana, MA., dengan Peserta Wisuda Perkuliahan Bersanad Metode Masruriyah ke-8

MUI-BOGOR.ORG – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor melalui Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri, Dr. KH. Agus Mulyana, MA., menghadiri acara Wisuda ke-8 Pengajian dan Perkuliahan Tahsin Al-Qur’an Bersanad Metode Masruriyah di Masjid An-Nur Abdurrahman, Perum BDB 2, Kelurahan Sukahati, Kecamatan Cibinong, Ahad (21/9/2025).

Wisuda tersebut dihadiri oleh para peserta se-Jabodetabek, dari total 120 peserta, sebanyak 62 dinyatakan lulus dengan predikat Jayyid Jiddan dan Mumtaz. Acara yang berlangsung khidmat tersebut dihadiri oleh para ulama, pengajar Al-Qur’an, serta jamaah ibu-ibu dan bapak-bapak. Dalam kesempatan ini, Dr. K.H. Agus Mulyana, M.A., hadir memberikan orasi ilmiah dan menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya pembelajaran Al-Qur’an.

Dalam orasinya, Kiai Agus mengungkapkan rasa haru melihat antusiasme jama’ah. “Saya melihat ibu-ibu dan bapak-bapak hadir di sini seakan-akan berkata, kami adalah hamba Allah yang ingin dekat kepada Allah dan mendapat rida-Nya. Caranya sudah benar, yaitu mendekat dengan Al-Qur’an, belajar Al-Qur’an dengan baik melalui tajwid, tahsin, dan tabarrukan agar hidup kita penuh keberkahan,” ujarnya.  

Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri, Dr. KH. Agus Mulyana, MA., saat menyampaikan orasi ilmiah dalam acara Wisuda ke-8 Pengajian dan Perkuliahan Tahsin Al-Qur’an Bersanad Metode Masruriyah. Foto: Ahmad Tholani.

Pengasuh Pondok Pesantren Algebra International Islamic Boarding School tersebut menambahkan, bahwa MUI Kabupaten Bogor akan mendorong lembaga pendidikan, khususnya TPA dan TPQ, untuk menggunakan Metode Masruriyah. “Meskipun banyak metode pembelajaran Al-Qur’an lainnya, tetapi Metode Masruriyah ini memiliki kelengkapan, keunggulan, dan menjadi kebanggaan tersendiri,” kata Kiai Agus.

Dr. K.H. Agus Mulyana juga menyampaikan ada peluang Metode Masruriyah ini bisa Go-International, sebab menurutnya, masyarakat di luar negeri seperti Jepang justru ingin belajar Al-Qur’an dari orang Indonesia, karena pengajar dari Indonesia dikenal lebih ramah dan penuh kelembutan.

Ia meyakini, siapapun yang memfokuskan diri dalam pembelajaran Al-Qur’an memiliki kedudukan mulia di sisi Allah SWT, sebab Al-Qur’an adalah wahyu yang agung dan menjadi pedoman hidup.

Dr. KH. Agus Mulyana, MA., saat menerima cinderamata dari Ust. Ahmad Tholani, M.Pd., selaku pendiri dan penulis Metode Masruriyah. Foto: Ahmad Tholani

Sementara itu, Ustadz Ahmad Tholani, M.Pd., selaku pendiri dan penulis Metode Masruriyah, menyampaikan bahwa Metode Masruriyah menekankan pentingnya setiap muslim, terutama guru, memiliki ilmu yang mumpuni. Sebagaimana perintah dalam QS. Al-Muzzammil ayat 4,

وَرَتِّلِ الْقُرْاٰنَ تَرْتِيْلًاۗ ٤ “Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan tartil (perlahan-lahan dan jelas).”

Ia menambahkan, pembelajaran Metode  Masruriyah terbagi menjadi beberapa jenjang, yaitu: kelas I’dad (Dasar), kelas Wustho (Tahsin), kelas Ulya (30 Juz Sanad), dan kelas Ma’had Aliy (Qira’at Sab’ah). Seorang guru Masruriyah wajib memiliki sanad bacaan hingga Rasulullah SAW. Masruriyah sendiri merupakan metode bersanad Nusantara ke-32 hingga Nabi Muhammad SAW.

Ustadz Ahmad Tholani, M.Pd., selaku pendiri dan penulis Metode Masruriyah saat menyampaikan sambutan. Foto: Ahmad Tholani.

Alumni PKU Angkatan X tersebut juga menyampaikan, Masruriyah selalu hadir di tengah masyarakat dengan bersinergi bersama MUI, masjid, majelis taklim, pondok pesantren, ormas Islam, dan pemerintah.

Ustadz Tolani juga menjelaskan, bahwa Masruriyah membangun organisasi bukan untuk bisnis atau politik, melainkan sebagai wadah dakwah Al-Qur’an. Para pengurus berasal dari berbagai latar belakang pendidikan dan profesi.

Saat ini, Masruriyah telah hadir di banyak daerah di Indonesia, termasuk Bogor, Depok, Jakarta, Banten, Cianjur, Kuningan, Bandung, Sukabumi, Pemalang, Pekalongan, Batang, Yogyakarta, Jombang, Kalimantan Selatan, Papua, Maluku, dan wilayah lainnya.

Ustadz Ahmad Tholani, M.Pd., selaku pendiri dan penulis Metode Masruriyah, saat memberikan sertifikat kepada peserta wisuda. Foto: Ahmad Tholani.

Organisasi Masruriyah memiliki Filosofi , dalam Surat Al-Insyiqaq Ayat 9: وَيَنقَلِبُ إِلَىٰٓ أَهْلِهِۦ مَسْرُورًا “Dan dia akan kembali kepada keluarganya dengan gembira”.

Bahwa kita akan berkumpul di dunia ini dalam pengajian Masruriyah, di mana para anggotanya atau pesertanya dianggap seperti keluarga sendiri, saling menyayangi, rukun, dan ikhlas.

“Kelak, kita pun akan kembali dalam keluarga Masruriyah dalam keadaan senang dan bahagia. Kemudian kata “Masruro” yang terdapat dalam ayat tersebut diambil sebagai dasar penamaan Metode Masruriyah,” pungkas Ustadz Tholani.

Penulis: Anwar Siroz
Editor: Faisal