Pembinaan MUI Nanggung: Tegaskan Peran Ulama dalam Menghadapi Tantangan Umat di Era Modern

Pembinaan MUI Nanggung: Tegaskan Peran Ulama dalam Menghadapi Tantangan Umat di Era Modern

MUI-BOGOR.ORG, Nanggung – Kegiatan pembinaan ini bukan hanya ajang silaturahmi biasa, tetapi juga momentum penting untuk membangun semangat kebersamaan dan meningkatkan solidaritas antar pengurus MUI di tingkat kecamatan dan desa.

Hal itu disampaikan oleh Ketua MUI Kecamatan Nanggung, KH. Nurjaman dalam sambutannya pada kegiatan Pembinaan MUI Kecamatan dan Desa se Nanggung, bertempat di Aula Kantor Kecamatan Nanggung, Kamis (23/8/2024).

Sementara itu, Ketua MUI Kabupaten Bogor, Dr. KH. Agus Mulyana, MA., dalam paparannya menyoroti beberapa poin penting yang harus diperhatikan oleh para pengurus MUI di tingkat kecamatan dan desa.

“MUI harus menjadi garda terdepan dalam memahami dan mengatasi permasalahan umat,” terang pengasuh Algebra International Islamic Boarding School (IIBS) Bogor tersebut.

Selanjutnya, ia menyampaikan permasalahan yang menjadi penyakit masyarakat saat ini, seperti judi online, pinjaman online (pinjol), serta penyimpangan paham dan praktik agama yang menyimpang.Tidak hanya itu, ia juga menekankan pentingnya membangkitkan semangat nasionalisme dan cinta tanah air di kalangan umat.

“Kita harus selalu menanamkan rasa cinta tanah air dan semangat kebangsaan dalam setiap kegiatan keagamaan dan sosial, karena hal ini adalah fondasi yang akan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa,” jelasnya.

Memperkuat pernyataan di atas, Sekretaris MUI Kabupaten Bogor, Ahmad Zulfiqor, M.Hum., dalam paparannya ia menyampaikan tiga masalah penting yang dihadapi ulama saat ini.

“Pertama, pentingnya regenerasi ulama. Kedua, arus modernitas yang semakin cepat. Perubahan sosial, budaya, dan teknologi yang pesat menuntut ulama untuk lebih adaptif agar mampu memberikan jawaban yang relevan terhadap permasalahan zaman. Dan ketiga masalah kebangsaan”, ujar Ustadz Zulfiqor.

Ia juga menyampaikan berbagai problem keummatan yang mendesak dan membutuhkan perhatian serius para ulama, diantaranya sikap materialisme yang mengikis rasa cinta dan kasih sayang antar kerabat, maraknya judi online, meningkatnya pinjaman online, dan meningkatnya angka perceraian, serta isu LGBT yang semakin terbuka.

“Untuk menghadapi semua masalah tersebut, ulama di era modern harus memiliki karakteristik. Pertama, harus tafaqquh fiddin. Kedua, memiliki kepekaan sosial yang tinggi. Ketiga, terbuka terhadap perubahan dan mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa meninggalkan prinsip-prinsip agama”, pungkasnya. (fw)