MUI-BOGOR.ORG – KH. Rahmatullah resmi melanjutkan kepemimpinannya di MUI Kecamatan Cisarua untuk masa bhakti 2025-2030 melalui rapat musyawarah tim formatur dalam agenda Musyawarah Kecamatan (MUSCAM) VI di Aula Hotel Anggraini, Cisarua, Senin, 3 November 2025.
Pasca ditetapkan kembali, KH. Rahmatullah menegaskan akan berkomitmen menjaga kondusifitas wilayah, terutama terhadap isu-isu sosial keagamaan seperti intoleransi dan perbedaan pandangan keagamaan.
“Kami selalu mengambil jalan tengah, menasihati dengan hikmah, dan menjaga ukhuwah islamiyyah di tengah masyarakat yang beragam,” ujar Kiai Rahmatullah.

Lebih jauh, KH. Rahmatullah menaruh perhatian besar terhadap pendidikan keagamaan di tingkat dasar hingga menengah. Ia menilai bahwa pembinaan akidah dan ibadah perlu diperkuat sejak usia dini agar generasi muda Cisarua tumbuh dalam semangat Islam yang moderat dan berakhlakul karimah.
“Kami berharap pendidikan keagamaan bisa ditingkatkan sejak jenjang PAUD dan TK. Karena di SD, SMP, bahkan SMA, pendidikan agama masih sangat minim. Kami ingin berkoordinasi dengan para kepala sekolah agar nilai-nilai keagamaan, ubudiyah, dan ukhuwah islamiyyah diperkuat. Jangan sampai terjadi tawuran di lingkungan pendidikan,” tegasnya.
Ia melanjutkan, program unggulan MUI Cisarua di periode berikutnya antara lain pemberdayaan MUI Desa dalam pengelolaan zakat dan wakaf, pemberian rekomendasi lembaga keagamaan secara selektif, serta sinergi dengan sektor pariwisata.

KH. Rahmatullah menyampaikan rasa syukur dan permohonan maaf atas segala kekurangan selama masa kepemimpinannya sebelumnya. “Saya menyadari banyak kekurangan selama lima tahun kemarin. Semoga Allah SWT menutupi kekurangan kami dan memberikan keberkahan bagi kepengurusan berikutnya,” ungkapnya.
Sementara itu, Dr. KH. Agus Mulyana, Tim Supervisi MUI Kabupaten Bogor, menegaskan pentingnya Muscam sebagai wadah memperkuat sinergi antara ulama dan umara. Ia menuturkan bahwa hubungan harmonis antara dua elemen ini merupakan kunci terwujudnya stabilitas dan kemaslahatan umat.
“Ulama dan umara itu ibarat dua saudara yang tidak bisa dipisahkan. MUI Cisarua ini menjadi contoh karena kontribusinya sangat besar,” jelasnya.

Acara Muscam dibuka secara resmi oleh Bapak Iwan Setiawan, S.AP., M.A selaku Sekretaris Camat Kecamatan Cisarua, yang dalam laporannya menyampaikan bahwa hubungan antara pemerintah kecamatan dan para ulama berjalan harmonis. Pemerintah setempat selalu melibatkan ulama dalam setiap kebijakan yang berdampak pada masyarakat, mencerminkan Cisarua sebagai “kecamatan santri dan ulama”.
“Kami selalu berkoordinasi dengan MUI dalam setiap langkah kebijakan. Tujuannya agar setiap keputusan membawa manfaat dan berkah bagi masyarakat,” ujarnya.

Dalam sesi wawancara, Sekcam juga menegaskan dukungan penuh terhadap berbagai kegiatan keagamaan yang akan digalakkan MUI Cisarua, seperti peringatan hari besar Islam, kegiatan Ramadhan, hingga pawai keliling. Selain itu, pihaknya berkomitmen memberdayakan alumni Pendidikan Kader Ulama (PKU) agar dapat terus berkontribusi bagi kemajuan umat.
Selanjutnya sidang pleno pembentukan tim formatur dipandu oleh Dr. Abdul Wafi Muhaimin, M.IRKH., yang menyepakati sembilan orang anggota tim formatur, yaitu:
- Drs. KH. Moh. Husnudin
- KH. Rahmatullah
- Dr. KH. Affan Abdul Ghani
- Ust. Didin
- KH. Jalaludin
- KH. Cecep gogom, S.Ag., M.Pd.
- KH. Lukman Faqih
- KH. Syafi’i
- KH. Farhan
Kontributor: Siti Nurmilah, Siti Arrisalatus Sa'diah
Editor: Faisal






