Urgensi Penelusuran Sanad dan Jaringan Intelektual Ulama Bogor

Urgensi Penelusuran Sanad dan Jaringan Intelektual Ulama Bogor Dr. Ahmad Ginanjar Sya'ban, M. Hum pada acara Studium General PKU Angkatan XVIII

MUI-BOGOR, Sukaraja – Permasalahan ulama Bogor saat ini adalah tidak memiliki akses terhadap sumber-sumber keilmuan atau manuskrip yang ditulis oleh para ulama terdahulu. Bahkan riset cukup sulit dilakukan karena sebagian besar manuskrip tersebut tersimpan di berbagai perpustakaan luar negeri salah satunya di Leiden, Belanda. Penggalian sumber sejarah keilmuan ini sangat penting untuk memastikan sanad dan jaringan intelektual para penimba ilmu agar mengetahui identitas ideologi para gurunya.

Hal ini disampaikan oleh Pakar Naskah Islam Nusantara dan juga Dosen Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Jakarta Dr. Ahmad Ginanjar Sya’ban, M. Hum., pada acara Studium General Pendidikan Kader Ulama (PKU) angkatan ke-18 pada pekan ke 6, di Aula Dharmais, Sukaraja, Sabtu (7/9/2024)

Ginanjar pun menambahkan dalam seminar kuliahnya. “Seorang pencari ilmu, harus mengetahui darimana asal usul ilmu yang didapatkannya. Terkhusus para ulama muda Bogor, harus tau sanad dan jaringan intelektual para guru mereka,” ujarnya.

Moderator bersama Dr. Ahmad Ginanjar Sya’ban, M. Hum

Dalam kesempatan yang sama, Ginanjar mengungkapkan kekagumannya pada Syeikh Muhammad Thohir (1897) yang merupakan seorang muallif dari manuskrip sejarah tentang Silsilah Sanad Tharekat Naqsabandiyah.

” Turost yg dikarang oleh syeikh Muhammad Thohir (1897) ini adalah gerbang untuk para filolog yang ingin menelusuri sejarah intelektual ulama Bogor,” tambahnya.

Nama-nama para ulama Bogor tercatat rapih dalam buku catatan Snock Hurgronje (1899). Diantaranya adalah KH. Asy’arie (Bakom), KH. Akoeb (Pasirangin), K. Santri (Pasirmancung), H. Oemas (Ciomas), H. Mancoer (Empang), H. Ikap (Cibinong), H. Sapieodin (Jasinga), H. Asnawi / Andari (Leuwisadeng), K. Moeniran (Ciampea).

Dalam presentasi terakhirnya, Ginanjar berhahap kepada audiens agar mulai melalukan penelurusan terhadap sanad akademiknya.

“Saya berharap teman teman PKU bisa melakukan penelurusan sanad keilmuannya, mungkin bisa dibuat kajian atau diskusi ringan secara berkelompok”. Pungkasnya. (wh)