MUI-BOGOR.ORG – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat menerima kunjungan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) beserta jajaran pejabatnya. Pertemuan ini menjadi momen strategis untuk memperkuat peran ulama dan organisasi Islam dalam menjaga stabilitas nasional.
“MUI menerima kunjungan Kepala BNPT beserta seluruh jajarannya. Bagi kami, ini adalah bentuk penguatan sinergi dan menegaskan bahwa dalam menjaga stabilitas negara, peran ulama, MUI, serta organisasi Islam sangatlah penting,” ujar Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) MUI Pusat, KH. Arif Fakhrudin dalam pertemuan yang berlangsung di Kantor MUI, Sabtu (15/2/2025).
Dalam konteks pencegahan terorisme, Kiai Arif menjelaskan bahwa negara memiliki berbagai perangkat teknis untuk menangani ancaman tersebut. Namun, dalam aspek ideologi dan pemahaman, peran agama menjadi sangat krusial.
“Dari segi teknis, negara memiliki perangkat yang memadai untuk menangani terorisme. Namun, dalam menjaga pemahaman agar tidak terjerumus pada ideologi radikal, peran ulama sangat menentukan. Ranah pemahaman berada pada ulama, sedangkan aksi penanggulangannya menjadi tanggung jawab negara,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa kolaborasi antara negara dan ulama harus mencakup tiga aspek utama. “Kita sepakat bahwa tugas bersama ini meliputi menjaga NKRI (himayatut daulah), melindungi umat agar tidak terpapar ideologi radikal, intoleran, dan terorisme (himayatul ummah), serta menjaga agama agar tetap dalam prinsip moderasi (himayatud din). MUI berperan memperkuat negara, sementara negara juga harus mengayomi dan melibatkan masyarakat sipil,” tambahnya.
Terkait kerja sama ke depan antara MUI dan BNPT, Kiai Arif menekankan pentingnya komunikasi yang intensif dan rutin agar sinergi semakin kuat.
“Kolaborasi ini adalah sebuah keharusan. Negara tanpa dukungan ulama akan timpang, begitu juga ulama tanpa keterlibatan pemerintah. Oleh karena itu, kami menyarankan BNPT untuk sering berdiskusi dan bersilaturahmi dengan MUI serta organisasi Islam, bukan hanya ketika ada masalah tertentu. Dengan komunikasi yang rutin, negara akan semakin kuat, begitu pula agama,” tuturnya. (ed.fw)
Sumber: MUI Pusat