Pembinaan MUI Tajurhalang: Pilkada Jangan Jadi Ajang Pertengkaran

Pembinaan MUI Tajurhalang: Pilkada Jangan Jadi Ajang Pertengkaran Foto bersama usai Pembinaan MUI Kecamatan dan Desa se Kecamatan Tajurhalang. Foto: istimewa

MUI-BOGOR.ORG, TAJURHALANG – MUI Kabupaten Bogor kembali menggelar Pembinaan organisasi. Kali ini ditujukan bagi Pengurus MUI Kecamatan dan Desa Se Kecamatan Tajurhalang, Selasa (11/06/2024).

Ketua MUI Kecamatan Tajurhalang, KH. Ahmad Dimyati, S.Ag., mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada Pemerintah Kecamatan atas dukungannya dalam kegiatan ini.

“Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Camat atas dukungannya, dan mohon maaf kepada para tamu undangan apabila dalam pelaksanaannya masih banyak kekurangan”, ujar Kyai Dimyati dalam sambutannya di Aula Kantor Kecamatan Tajurhalang.

Camat Tajurhalang Ivan Pramudia, S.Sos., MM saat memberikan sambutan. Foto: istimewa.

Sementara itu, Camat Tajurhalang Ivan Pramudia, S.Sos., MM., meminta kepada MUI untuk terus bergandengan tangan.

“MUI harus terus bersama kami para umaro untuk memberikan nasehat ke kami karena itu saya menyebutnya dengan forum pimpinan Kecamatan plus, plusnya adalah MUI”. Ujar Camat Ivan.

Ia juga mengajak kepada para ulama untuk membangun kebersamaan dalam menghadapi Pilkada nanti meski berbeda pilihan.

Selanjutnya, Ketua MUI Kabupaten Bogor Dr. KH. Agus Mulyana mengapresiasi kebersamaan Pemerintah Kecamatan dengan MUI Kecamatan.

Ketua MUI Kabupaten Bogor Dr. KH. Agus Mulyana saat menyampaikan sambutan. Foto: istimewa.

“Kalau Camat sudah padu serasi dengan MUI maka Insya Allah selesai masalah, ditambah lagi dengan KUA, Danramil dan Polsek”, tutur Pengasuh Ponpes Algebra IIBS Bogor tersebut.

Kyai Agus melanjutkan, MUI Kabupaten Bogor mengajak masyarakat agar pada Pilkada nanti jangan jadi media pergulatan dan pertengkaran, justru sebaliknya. Ulama dan Umaro diqiaskan dengan ungkapan “al mulku wal Ulama tauamani”.

Selain itu, ia juga mengajak tokoh masyarakat untuk patuh kepada pemimpin dengan mengutip hadis Nabi Muhammad SAW, yang artinya: “Setelahku nanti akan ada pemimpin yang memimpin tidak dengan petunjukku dan mengambil sunah bukan dari sunahku, lalu akan datang beberapa laki-laki yang hati mereka sebagaimana hatinya setan dalam rupa manusia.” Hudzaifah berkata; saya betanya, “Wahai Rasulullah, jika hal itu menimpaku apa yang anda perintahkan kepadaku?” beliau menjawab: “Dengar dan patuhilah kepada pemimpinmu, walaupun ia memukulmu dan merampas harta bendamu, dengar dan patuhilah dia.”

Foto bersama usai pembinaan. Foto : istimewa

Selanjutnya, hadir sebagai narasumber Pengurus Daerah Muhammadiyah Kabupaten Bogor Dr. Naufal Ramadian. Ia memaparkan bahwa umat Islam terbesar di Jawa Barat adalah Kabupaten Bogor, yang menghadapi berbagai masalah, seperti munculnya 28 aliran sesat dalam 10 tahun terakhir dan kasus pendirian Gereja Yasmin yang menjadi isu nasional.

“Kita adalah khadimul ummah (pelayan umat), kita berjuang dalam dakwah dengan segala permasalahan yang ada di sekitar kita. Kita patut meniru dakwah Rasulullah SAW yang terus berada di tengah umat. Sekali layar terkembang, pantang surut ke belakang” Ujar Dr. Naufal.

Di saat yang sama, Sekretaris MUI Kabupaten Bogor Dr. Puad Hasan, MA., menyatakan bahwa pembinaan mengandung arti silaturahmi dan silatul fikri guna ada ketersambungan pikiran tentang Kebogoran, Kejawabaratan dan Keindonesiaan.

“Pengurus MUI harus bergerak, bukan tukcing (dibentuk cicing), makna majelis dalam kata MUI itu mengandung keadaan atau gerakan”, jelas Puad Hasan.

Ia juga meminta kepada pengurus MUI Kecamatan untuk memberdayakan para alumni PKU baik di tingkat Desa maupun Kecamatan.

Kang Puad sapaan akrabnya, mengingatkan para pengurus MUI untuk bersikap Shodiqul Amri (mitra pemerintah) sesuai levelnya karena MUI didirikan oleh Pemerintah.

“Suka tidak suka bahwa MUI adalah mitra pemerintah yang mewadahi Ulama, Umara, Zuama, Cendekiawan. MUI menjadi payung semua ormas. Sikap kita terhadap pemerintah adalah bahwa kita ini shodiqul amri, bukan shohibul amri, kita bisa mengkritisi pemerintah dengan cara yang baik”, beber alumni PKU tersebut. (Asmuni – Ed. Fw)