Syahriahan MUI Ciseeng, Pemerintah Ajak Ulama Atasi Tingginya Angka Tidak Sekolah

Syahriahan MUI Ciseeng, Pemerintah Ajak Ulama Atasi Tingginya Angka Tidak Sekolah Ketua Dewan Pertimbangan MUI Kecamatan Ciseeng, KH. Sirojudin saat mengisi Pengajian Bulanan. (Foto: Sahrul-MUI Online)

MUI-BOGOR.ORG – MUI Kecamatan Ciseeng telah melaksanakan pengajian bulanan (syahriahan) di Pondok Pesantren Salafiyyah Uswatunnur pimpinan KH. Muhammad Hafidz, Kp. Bambu Kuning, Desa Karihkil, Kecamatan Ciseeng, Ahad, 23 November 2025.

Pada kesempatan tersebut, Kasie Pendidikan dan Kesehatan Ade Kurniawan, S.K.M., yang hadir mewakili Camat Ciseeng, menyampaikan hampir dua ribuan anak berstatus ATS (Anak Tidak Sekolah), hal ini menjadikan Kecamatan Ciseeng tertinggi ketiga ATS di Kabupaten Bogor.

Menjawab permasalahan tersebut, Pemerintah Kecamatan Ciseeng menyediakan program Satu Desa Satu Sarjana, beasiswa yang diperuntukkan kepada anak yang kurang mampu secara ekonomi.

“Dengan program ini setiap desa akan mempunyai 1 sarjana, maka Kecamatan Ciseeng memiliki 10 sarjana dari sepuluh desa, syarat dan ketentuan berlaku, silakan bapak dan ibu dapat menghubungi Pemerintah Desa masing-masing,” ujar Ade Kurniawan.

Selain itu, Ade Kurniawan juga mengajak kepada para alim ulama untuk menyampaikan pentingnya sekolah formal kepada masyarakat agar Angka Tidak Sekolah (ATS) Kecamatan Ciseeng bisa turun.

“Kami mengajak kepada para alim ulama untuk mensosialisasikan program ini kepada masyarakat di setiap desa agar target kita menurunkan ATS bisa sukses,” sambungnya.

Ketua MUI Kecamatan Ciseeng, Kiai Acep Sutisna, S. Ag., sedang menyampaikan sambutan. (Foto: Sahrul-MUI Online)

Sementara itu, Ketua MUI Kecamatan Ciseeng, Kiai Acep Sutisna, S. Ag menyampaikan ucapan terimakasih atas dukungannya kepada semua pihak atas terselenggaranya pengajian syahriahan ini. Ia juga siap bersinergi dengan pemerintah dalam mengatasi Angka Tidak Sekolah (ATS) yang cukup tinggi.

Kiai Acep juga menambahkan, “Alhamdulilah untuk tahun ini PKU sudah angkatan ke-19 dan MUI Ciseeng mengirimkan 2 orang perwakilan, dari Desa Cihoe dan Desa Parigi Mekar, semoga angkatan selanjutnya dari Desa Karihkil ada yang berminat,” kata Kiai Acep.

Ia juga menyampaikan bahwa struktur kepengurusan MUI Kecamatan Ciseeng masa khidmat 2025-2030 sudah rampung, dan semua Alumni PKU terlibat di dalam kepengurusan.

Selanjutnya syahriahan dilanjutkan dengan pembahasan kitab-kitab kuning, yaitu: Kitab Fathul Muin oleh KH. Muhammad Hafidz (Pimpinan Ponpes Salafiyyah Uswatunnur, Desa Karihkil); Kitab Salalimul Fudhola oleh Ustadz Abdurrahman; dan Kitab Kifayatul Awam oleh KH. Sirojudin (Pimpinan Ponpes Al-Istiqomah, Desa Kuripan)

Kiai Muhammad Hafidz membahas Kitab Fathul Muin. Ia menjelaskan tentang pasal pembatalan dalam shalat dan kaifiyat (tata cara) dalam pelaksanaan ibadah dan menguatkan pentingnya ilmu tersebut.

Sementara itu, Ustadz Abdurrahman membahas Kitab Salalimul Fudhola. Ia menyampaikan tentang keutamaan orang ‘Alim (orang yang berilmu) dengan seorang ‘Ábid (orang yang beribadah). “Keutamaan orang ‘Alim dengan seorang ‘Abid bagaikan bulan purnama di antara bintang-bintang”, jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, hadir juga KH. Sirojudin sebagai salah satu narasumber. Ia menyampaikan Akidah yang 50, yaitu Sifat Wajib Allah (20), Sifat Mustahil bagi Allah (20), dan Sifat Jaiz bagi Allah (1). Sifat wajib bagi Allah terklasifikasi ke dalam empat pembagian, yaitu Nafsiyah, Salabiyah, Ma’ani dan Maknawiyyah.

Sebelum pembacaan do’a, KH. Acep Tahyar menyampaikan tausiyahnya. Ia memaparkan tentang tanda-tanda iman yaitu: 1) Takwa, 2) Haya (rasa rendah diri yang terpuji), 3) Syukur, dan 4) Sabar. “Biasanya orang yang bersyukur lebih mudah daripada bersabar, maka derajat orang yang bersabar lebih tinggi. Bahwa hidup tidak pernah ada yang ideal, maka hidup harus bersyukur dan bersabar.” tutupnya.

Editor: Faisal Wbowo
Kontributor: Sahrul R. Rangkuti