Ulama Suriah Beri Orasi Ilmiah di Wisuda PKU 17

Ulama Suriah Beri Orasi Ilmiah di Wisuda PKU 17

MUI-BOGOR.ORG, CIBINONG – Seorang Ulama muda asal Suriah bernama Syeikh Muhammad Shadi Musthafa Arbash, memberikan orasi ilmiah dalam acara Ijtima Ulama dan Wisuda PKU angkatan ke 17 MUI Kabupaten Bogor, di Auditorium Setda, Cibinong, Sabtu (16/12/2023).

Dalam orasinya, Syeikh Shadi mengaku bahagia bisa diundang oleh MUI Kabupaten Bogor.

“Ini merupakan kesempatan berharga buat saya bisa berbicara di hadapan para ulama dan calon ulama masa depan. Saya merasa bahagia bisa diundang oleh MUI Kabupaten Bogor,” ujarnya.

Dosen STAI Imam Syafi’i Cipanas tersebut menekankan perlunya sinergisitas atau kerjasasama antara ulama dan Umara dengan menekankan pada kontribusi bersama yang bisa dilakukan oleh keduanya.

Ia menganalogikan bahwa ulama dengan ilmunya laksana matahari yang menyinari dunia. Tidak ada yang paling berharga melebihi cahaya yang terpancar dari para ulama.

“Orang yang paling tinggi derajatnya disisi Allah adalah para rasul, lalu para ulama,” ujarnya mengutip perkataan Sufyan Ibnu Uyaynah.

Syeikh Shadi bercerita pertama kali menginjakkan kaki di Indonesia sejak 2011. Sejak saat itu ia jatuh cinta.

” Meski jasad, fisik, lidah, dan wajah saya berwajah arab, tapi hati dan cinta saya untuk Indonesia,” tuturnya.

Ia mengajak para ulama Bogor dan para alumni PKU untuk menjaga turats (warisan) para ulama. Ia menceritakan pengalaman pribadinya saat menjadi khadim dalam pengerjaan manuskrip kitab Muqoddimah Fiqh karya Ulama Nusantara Syeikh Mahfuzh Tarmasi.

“Saya menemukan cahaya di tanah Jawa, dan itu adalah Syeikh Mahfuzh Tarmasi,” tuturnya, sambil memuji kedalaman khazanah keilmuan ulama Indonesia lainnya, seperti Syeikh Khalil Bangkalan Madura dan Musnid Dunya Syeikh Yasin Al-Fadani.

Ia menekankan bahwa ilmu yang ditinggalkan oleh para ulama akan selalu kekal, dan tugas kita adalah menjaganya.

“Ulama adalah “Ammanatul Awthon”, yakni penjaga keamanan negara. Jika sebuah negara ingin aman maka diperlukan dua syarat, yaitu masyarakatnya harus beriman, dan tidak ada kezaliman,” katanya seraya mengutip Surat Al-An’am ayat 82.

Dalam penutupnya, Syeikh Shadi berdoa agar Indonesia dan masyarakatnya menjadi negara yang aman, tentram, dan sejahtera.

“Saya mendoakan agar pemimpin Indonesia ke depan adalah yang adil dan mampu menjadikan Indonesia sebagai negara yang aman dan sejahtera,” pungkasnya.

Orasi ilmiah ini diterjemahkan langsung oleh Khoirul Ibad, Lc alumni terbaik pertama Pendidikan Kader Ulama (PKU) angkatan ke 16. (fw)