Wakil Direktur ICIS Ajak Kader Ulama Bogor Melek Geopolitik Global

Wakil Direktur ICIS Ajak Kader Ulama Bogor Melek Geopolitik Global Wakil Direktur Eksekutif International Conference of Islamic Scholars (ICIS) KH. Khariri Makmun, Lc., MA., saat menjadi Narasumber pada Studium General Pendidikan Kader Ulama (PKU) angkatan ke 18. Foto: Amin-PKU18

MUI-BOGOR.ORG, Sukaraja – Negara-negara Muslim di dunia memiliki potensi besar untuk menjadi kekuatan global yang disegani jika dapat mengatasi tantangan yang ada dan mengoptimalkan potensinya.

Hal tersebut disampaikan oleh KH. Khariri Makmun, Lc., MA., pada Studium General Pendidikan Kader Ulama (PKU) angkatan ke 18 MUI Kabupaten Bogor di Wisma Dharmais, Sukaraja, Sabtu (31/8/2024).

Wakil Sekretaris Komisi Dakwah MUI Pusat tersebut menambahkan, bahwa dengan sumber daya alam yang melimpah, populasi muda yang besar, dan posisi geografis yang strategis, negara-negara Muslim memiliki semua elemen yang diperlukan untuk memimpin dunia.

“Namun, untuk mencapai hal tersebut, diperlukan strategi yang matang, seperti melakukan diversifikasi ekonomi, peningkatan teknologi, dan peningkatan kerja sama regional dan internasional,” terangnya.

Foto bersama Mahasiswa PKU angkatan ke 18. Foto: Amin-PKU18

Dengan demikian, Wakil Direktur Eksekutif International Conference of Islamic Scholars (ICIS) tersebut menjelaskan, bahwa negara-negara Muslim dapat memainkan peran yang lebih besar dalam tatanan dunia dan menjadi kekuatan yang mampu membawa perubahan positif di tingkat global.

Lebih jauh, Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri MUI Kabupaten Bogor tersebut juga membeberkan posisi Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia sangat strategis di kancah global.

Foto bersama Mahasiswi PKU angkatan ke 18. Foto: Amin-PKU18

“Dengan kekuatan dan potensi yang dimiliki Indonesia seperti posisi geografis strategis, populasi besar, dan sumber daya alam melimpah, Indonesia memiliki modal yang cukup untuk bersaing di tingkat global,” imbuhnya.

Namun, Kiai Hariri menegaskan, bahwa untuk bisa bersaing di kancah global, Indonesia perlu mengembangkan strategi yang efektif, seperti meningkatkan pertumbuhan ekonomi, memperkecil kesenjangan ekonomi, dan mengatasi masalah pengangguran.

“Dalam menghadapi tantangan geopolitik global, terutama rivalitas antara Tiongkok dan AS, Indonesia harus mengadopsi kebijakan luar negeri yang netral dan bebas aktif, serta memperkuat kerja sama regional dan diversifikasi mitra ekonomi. Dengan demikian, Indonesia dapat menghindari keterlibatan dalam konflik global dan tetap fokus pada pembangunan nasional yang berkelanjutan,” pungkasnya. (fw)