Islam dan Kemerdekaan

Islam dan Kemerdekaan Logo Utama HUT ke-79 RI. Sumber: Website Sekretariat Negara RI

MUI-BOGOR.ORG – Islam sebagai agama yang komprehensif memiliki pandangan tersendiri tentang konsep kemerdekaan. Dalam ajaran Islam, kemerdekaan dipandang sebagai hak asasi manusia yang fundamental dan harus dijunjung tinggi. Islam sangat menjunjung tinggi konsep kemerdekaan dan kebebasan manusia. Dalam ajaran Islam, manusia diciptakan sebagai makhluk yang merdeka dan memiliki kehendak bebas. Allah SWT berfirman:

لَآ اِكْرَاهَ فِى الدِّيْنِۗ قَدْ تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّۚ فَمَنْ يَّكْفُرْ بِالطَّاغُوْتِ وَيُؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقٰى لَا انْفِصَامَ لَهَاۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ

“Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat.” (Al-Baqarah: 256)

Ayat di atas menegaskan, bahwa Islam menolak pemaksaan dalam beragama dan menghormati kebebasan individu untuk memilih keyakinannya. Dalam konteks sosial dan politik, Islam juga mendukung konsep kemerdekaan dari penindasan dan ketidakadilan. Nabi Muhammad SAW bersabda:

مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ [رواه مسلم][

“Siapa yang melihat kemunkaran maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka rubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim)

Hadits tersebut mengajarkan umat Islam untuk selalu menegakkan kebenaran dan melawan ketidakadilan, yang merupakan esensi dari kemerdekaan. Islam juga mengajarkan pentingnya keadilan dan persamaan hak. Nabi Muhammad SAW dalam Khutbah Wada’ (Khutbah Perpisahan) menyatakan:

“Wahai manusia! Sesungguhnya Tuhan kalian itu satu, dan bapak kalian juga satu. Ingatlah, tidak ada kelebihan bagi orang Arab atas orang non-Arab dan bagi orang non-Arab atas orang Arab, tidak ada kelebihan bagi orang berkulit merah atas orang berkulit hitam, dan bagi orang berkulit hitam atas orang berkulit merah, kecuali dengan ketakwaan” (HR. Ahmad).

Pernyataan ini menekankan kesetaraan manusia dan menolak segala bentuk diskriminasi, yang merupakan fondasi penting bagi konsep kemerdekaan. Yusuf Qaradawi, dalam bukunya “Karakteristik Umum Islam” menjelaskan, bahwa “Islam membebaskan manusia dari penghambaan kepada sesama manusia, benda-benda, atau makhluk lainnya. Islam hanya menghendaki manusia mempertuhankan Allah semata” (Al-Qaradawi, 1999).

Pernyataan di atas menegaskan bahwa kemerdekaan dalam Islam juga mencakup kebebasan spiritual, dimana manusia dibebaskan dari belenggu penghambaan selain kepada Allah SWT. Dalam aspek politik, konsep syura (musyawarah) dalam Islam mencerminkan penghargaan terhadap kebebasan berpendapat dan partisipasi dalam pengambilan keputusan. Allah SWT berfirman:

…وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ…

“Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu” (QS. Ali ‘Imran: 159).

Ayat diatas mengindikasikan pentingnya musyawarah dalam urusan bersama, yang merupakan implementasi dari kebebasan berpendapat dalam konteks sosial-politik. Dalam sejarah Islam, konsep kemerdekaan juga tercermin dalam Piagam Madinah, dokumen yang dibuat oleh Nabi Muhammad SAW untuk mengatur kehidupan masyarakat Madinah yang majemuk. Piagam ini menjamin kebebasan beragama dan hak-hak warga negara tanpa memandang latar belakang suku atau agama.

Menurut Tariq Ramadan, “Kebebasan dalam Islam bukan berarti kebebasan tanpa batas, melainkan kebebasan yang bertanggung jawab dan selaras dengan nilai-nilai kemanusiaan dan ketuhanan.” (Ramadan. 2004).

Islam memandang kemerdekaan sebagai nilai yang sangat penting dan sejalan dengan fitrah manusia. Konsep kemerdekaan dalam Islam mencakup berbagai aspek kehidupan, namun tetap dalam koridor syariat yang bertujuan untuk kemaslahatan umat manusia. Islam memandang kemerdekaan sebagai anugerah Allah SWT yang harus dijaga dan digunakan dengan penuh tanggung jawab. Wallahu a’lam (ed.fw)

Referensi:

  • Al-Qur’an dan Al-Hadis.
  • Al-Qaradawi, Y. (1999). Karakteristik Umum Islam. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
  • Kamali, M. H. (2002). Freedom, Equality and Justice in Islam. Islamic Texts Society.
  • Ramadan, T. (2004). Western Muslims and the Future of Islam. Oxford University Press.
  • Sachedina, A. (2009). Islam and the Challenge of Human Rights. Oxford University Press.
Penulis: Dr. Arizqi Ihsan Pratama, M.Pd. (Direktur Universitas Darunnajah Kampus Bogor/Alumni Pendidikan Kader Ulama (PKU) MUI Kabupaten Bogor angkatan XI)