MUI-BOGOR.ORG, Ciawi – Selain ilmu tentang aqidah, fiqih, dan ilmu keagamaan lainnya, peserta PDU Angkatan III MUI Ciawi juga penting dibekali ilmu jurnalistik yang dapat menunjang jalannya dakwah di era digital, kita bisa menggunakan media sosial dan media online untuk berdakwah. Lebih jauh mampu menjadi kader ulama muda yang literat, artinya punya kemampuan membaca, menulis, menganalisis dan juga kritis.
Hal itu disampaikan oleh Tim Redaksi Majalah Kalam Ulama MUI Kabupaten Bogor, Faisal Wibowo, pada pertemuan keenam kegiatan Pendidikan Dasar Ulama (PDU) Angkatan III MUI Kecamatan Ciawi, di Aula Kantor Kecamatan Ciawi, Ahad (22/9/24).
Kang Faisal menambahkan, bahwa jurnalistik dakwah merupakan proses meliput, mengolah dan menyebarluaskan berbagai peristiwa dengan muatan nilai-nilai Islam dengan mematuhi kaidah-kaidah jurnalistik dan norma-norma yang bersumber dari Alquran dan Sunnah.
Lebih jauh ia menegaskan, bahwa penting bagi para kader ulama muda untuk mempelajari ilmu jurnalistik dakwah, karena memiliki lima peran dan tujuan, yaitu: sebagai pendidik (mu’addib), pelurus informasi (musaddid), pembaharu (Mujaddid), pemersatu (muwahhid), dan pejuang (mujahid).
“Sebagai muaddib (pendidik) kita bisa mengedukasi orang lain melalu tulisan kita. Sebagai musaddid (pelurus informasi) kita berperan meluruskan informasi menyimpang akibat dari merajalelanya berita hoax. Sebagai mujaddid (pembaharu), kita bisa berdakwah dengan ide dan gagasan. Sebagai muwahhid (pemersatu), ketika maraknya hoax yang menimbulkan perpecahan di masyarakat, kita bisa mempersatukan. Dan sebagai mujahid (pejuang) kita mampu menjadi pejuang dakwah Islam melalui ilmu jurnalistik,” terang Alumni Pendidikan Kader Ulama (PKU) Angkatan XI tersebut. (syifa-ed.fw)