MUI-BOGOR.ORG, Ciawi – Pada masa jahiliyyah anak perempuan banyak yang dikubur hidup – hidup dan dibunuh, karena pada masa itu, anak perempuan dianggap sebagai a’ib dan juga sebuah penghinaan. Kemudian diutuslah Nabi Muhammad SAW dengan membawa ajaran Islam yang mematahkan perspektif kaum Jahiliyyah bahwa perempuan juga memiliki derajat yang sama dengan laki-laki, seperti dijelaskan dalam Q.S. Al-Hujurat ayat 13.
Hal itu disampaikan oleh Dr. Hj. Lilis Fauziah Balgis S.H.I, MA.Ek., saat menjadi narasumber dalam kegiatan Pendidikan Dasar Ulama (PDU) Angkatan III yang diselenggarakan oleh MUI Kecamatan Ciawi, di Aula Kantor Kecamatan Ciawi, Ahad (22/9/24).
Ustadzah Balgis menambahkan, bahwa tujuan diciptakannya manusia baik perempuan maupun laki-laki itu untuk empat hal. Pertama, menyembah hanya kepada Allah SWT (Q.S. Al – Baqarah: 21), kedua, untuk menjadi seorang Khalifah (Q.S. Al – Baqarah: 30), ketiga, untuk Filantropi (Q.S. Al-Baqarah: 43), dan keempat, untuk beribadah (Q.S. Az – Zariyat: 56).
“Diantara keempat tujuan ini, alasan ketiga adalah untuk filantropi yang diartikan sebagai kedermawanan. Nah kita sebagai muslimah memiliki peran tersebut, kita wajib memberikan kontribusi dalam perjuangan dakwah Islam dengan upaya apapun yang kita miliki,” Ujar Alumni Pendidikan Kader Ulama (PKU) Angkatan VI tersebut.
Dosen Universitas Djuanda Bogor tersebut juga menceritakan beberapa kisah filantropi tokoh-tokoh perempuan dalam perjuangan dakwah Islam. Salah satunya cerita Sayyidah Khodijah seorang saudagar kaya yang rela menginfakkan seluruh hartanya untuk kelangsungan dakwah Nabi Muhammad SAW. Selain itu, juga kisah-kisah perempuan lainnya, sepert Sayyidah ‘Aisyah, Siti Hajar, Zainab binti Khuzaimah, dan perempuan dermawan lainnya.
“Kisah filantropi para tokoh perempuan hebat tersebut bisa menjadi pelajaran bagi kita sebagai muslimah untuk membangkitkan semangat dalam perjuangan dakwah Islam,” pungkasnya. (syifa-ed.fw)