Gus Irfan Sampaikan Paradigma Baru Hukum Perubahan kepada Sekum MUI Kecamatan dan Alumni PKU

Gus Irfan Sampaikan Paradigma Baru Hukum Perubahan kepada Sekum MUI Kecamatan dan Alumni PKU

MUI-BOGOR.ORG, CIBINONG – Sekretaris Umum MUI Kabupaten Bogor, H. Irfan Awaludin, M.Si, menyampaikan paradigma baru hukum perubahan yang harus dijalani oleh para Sekretaris MUI Kecamatan dan para alumni Pendidikan Kader Ulama (PKU) dengan mengedepankan tiga aspek kunci.

“Pertama, perubahan harus digerakkan oleh para aktor/kader yang potensial. Kedua, perubahan itu dijalankan oleh para kader yang pengetahuan dan pergaulannya konvergen (expert generalist). Dan ketiga, pentingnya kesadaran dalam menjalani perubahan tersebut,” ujar Gus Irfan sapaan akrabnya dalam Rapat Koordinasi bersama empat puluh Sekum MUI Kecamatan se Kabupaten Bogor di Aula MUI Kabupaten Bogor, Cibinong, Kamis (2/5/2024).

Gus Irfan menjelaskan, bahwa perubahan yang signifikan harus dimulai dan diprakarsai oleh kader yang memiliki kesadaran tinggi, bahkan di atas level 200 berdasarkan skala kesadaran Hawkins. Hal ini menegaskan bahwa pemahaman yang mendalam akan nilai-nilai moral dan spiritual menjadi landasan utama dalam mengemban peran sebagai agen perubahan tersebut.

Selain itu, Gus Irfan juga menekankan peran vital seorang alumni Pendidikan Kader Ulama (PKU) di masyarakat.

“Alumni PKU merupakan SDM yang secara efektif dapat membantu mewujudkan tujuan yang spesifik dan strategis, karena para alumni PKU ini telah dipilih dilatih, dan diorganisir. Artinya seorang kader ulama diharapkan mampu menjadi agen perubahan yang tangguh dan efektif dalam mendorong transformasi sosial di masyarakat,” terang Alumni Magister Komunikasi Pembangunan Manusia IPB University tersebut.

Lebih jauh, Gus Irfan mengingatkan kembali tentang pentingnya memandang diri (alumni PKU) sebagai bagian dari estafet perjuangan ulama sepuh. Ia mengajak para kader ulama untuk menginternalisasi konsep perjuangan, bahwa kita adalah bagian dari sejarah yang terus berlanjut, dan tugas kita adalah meneruskan estafet perjuangan para ulama.

Masih dalam konteks kaderisasi, Gus Irfan mengajak para alumni PKU untuk menarik pembelajaran kaderisasi dari Pangeran Diponegoro.

“Pangeran Diponegoro memulai Perang Jawa pada usia 40 tahun, di mana dua puluh tahun sebelumnya ia telah melakukan kaderisasi sehingga mampu mengkonsolidasikan ratusan ribu pasukan yang terdiri dari para kyai, bangsawan, pendekar dan masyarakat,” pungkasnya. (fw)