MUI-BOGOR.ORG – Jakarta, 31 Desember 2024 – Menjelang pergantian tahun 2024 ke 2025, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan Tausiyah Kebangsaan dengan Nomor: Kep-85/DP-MUI/XII/2024, sebagai ajakan untuk refleksi dan langkah strategis dalam memperbaiki perjalanan bangsa.
Tausiyah ini menyoroti berbagai isu keummatan dan kebangsaan yang relevan dengan kondisi saat ini, sekaligus memberikan panduan moral dan spiritual bagi masyarakat Indonesia.
Ketua Umum MUI Pusat, KH. M. Anwar Iskandar, menyampaikan momentum pergantian tahun sebagai waktu untuk bermuhasabah, memperhatikan apa yang telah dilakukan, dan merancang masa depan yang lebih baik. “Hindari perayaan yang berlebihan. Mari menyambut tahun baru dengan dzikir, muhasabah, dan kegiatan bermanfaat seperti pengajian serta pentas seni budaya Islam,” seru Kiai Anwar Iskandar.
Selain itu, MUI Pusat juga menyampaikan lima langkah strategis untuk Indonesia yang lebih baik, yaitu:
Pertama, Penerapan Etika dalam Politik. MUI menegaskan bahwa politik harus didasarkan pada moral dan etika yang luhur. Praktik politik transaksional yang merusak tatanan kehidupan berbangsa harus dihentikan. Dengan politik berkeadaban, diharapkan terwujud Indonesia yang adil, makmur, dan berkeadilan sosial.
Kedua, Komitmen Tegas Memberantas Korupsi. Penegakan hukum yang adil dan tegas terhadap korupsi menjadi fokus perhatian MUI. Kasus besar seperti BLBI, Century, dan Jiwasraya harus diselesaikan dengan hukuman berat untuk memberikan efek jera. MUI juga mendorong pendidikan anti korupsi sejak usia dini agar membentuk generasi yang berintegritas.
Ketiga, Mengatasi Kesenjangan Ekonomi. Kesenjangan pendapatan dan kemajuan antarwilayah menjadi tantangan serius bangsa. MUI menyerukan kebijakan yang berorientasi pada pemerataan ekonomi dan mengedepankan sistem ekonomi syariah sebagai solusi, dengan fokus pada industri halal, keuangan syariah, dan optimalisasi dana sosial.
Keempat, Penguatan Toleransi dan Kerukunan. Persatuan bangsa dapat diwujudkan dengan menghidupkan nilai gotong royong, menjaga stabilitas, serta bersama-sama melawan kejahatan seperti judi online dan pinjaman ilegal. MUI mengajak masyarakat untuk aktif berpartisipasi menjaga harmoni sosial.
Kelima, Solidaritas terhadap Krisis Kemanusiaan Global. Kepedulian terhadap Palestina dan umat Islam di berbagai belahan dunia yang masih mengalami penindasan menjadi salah satu perhatian utama MUI. Lembaga internasional seperti PBB dan OKI didesak untuk memperjuangkan hak asasi umat Islam secara nyata.
Kritik atas Kenaikan PPN 12%
MUI juga menyoroti rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12% yang dikhawatirkan berdampak negatif pada daya beli masyarakat. MUI mengusulkan pemerintah untuk menunda kebijakan ini dan mengoptimalkan penerimaan negara melalui basis pajak yang lebih efektif tanpa membebani rakyat.
Harapan untuk Indonesia
Melalui Tausiyah Kebangsaan ini, MUI berharap bangsa Indonesia dapat terus memperkuat persatuan, menjaga stabilitas sosial, dan melangkah bersama menuju Indonesia yang adil, makmur, dan bermartabat. “Semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk dan rahmat-Nya kepada bangsa ini dalam mewujudkan cita-cita menjadi negara yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur,” tutup KH. M. Anwar Iskandar.