CIBUNGBULANG, KABUPATEN BOGOR – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor, secara rutin menyelenggarakan pengajian bulanan atau yang sering disebut Syahriyahan.
Menurut Ketua MUI Cibungbulang Kyai Abdul Latif, Syahriyahan menjadi momentum untuk menjaga kondusifitas di masyarakat. Syahriyahan ini biasanya dilakukan setiap satu bulan sekali pada hari minggu di pekan ketiga atau keempat, dengan Kitab yang dikaji meliputi Tafsir Jalalen, Kifayatul Awam, Riyadul badi’ah, dan Al – Hikam.
Ia meyakini setiap pengajian akan memberikan dampak positif bagi masyarakat, karena disinilah peran MUI dibutuhkan.
“Peranan MUI di masyarakat itu sangat penting, sebagai pewaris para nabi, pemberi fatwa, pembimbing/pelayan ummat, perdamaian & berinovasi, menyuruh kebaikan dan mencegah kemunkaran,” beber Abah Latif sapaan akrabnya, Rabu (24/5/2023).
Sementara itu, KH. Diding Maulidin Ketua MUI Desa Situ Udik menyatakan, hal yang melatarbelakangi diselenggarakannya Syahriyahan, selain merasa tanggung jawab terhadap ummat dalam rangka amar ma’ruf nahyi munkar, juga untuk memperkuat ukhuwah islamiyah antara ulama dan umaro sehingga terbentuk komunikasi yang baik dan menghidupkan suasana lingkungan masyarakat yang relijius.
Ia juga mengutarakan, bahwa kegiatannya tersebut didukung penuh oleh Pemerintah Desa Situ Udik.
“Alhamdulillah karena komunikasi kami baik, setiap kegiatan keagamaan selalu mendapatkan dukungan dari Bapak Kepala Desa, bahkan beliau selalu hadir dan membantu dari sisi finansial,” tutur KH. Diding.
Di sisi yang lain, Kepala Desa Situ Udik Bapak Mamat Sudin menyampaikan, bahwa perhatian Pemerintah Desa terhadap kegiatan keagamaan sangat baik. Bahkan MUI Desa selalu dilibatkan dalam setiap kegiatan penting, misalnya dalam musyawarah dan membahas hal-hal lainnya yang bersifat strategis.