Menggali Pelajaran dari Banyaknya Jalan Menuju Yusuf

Menggali Pelajaran dari Banyaknya Jalan Menuju Yusuf
Dr. M. Taufik Hidayatulloh, M.Si

Oleh: Dr. M. Taufik Hidayatulloh, M.Si (Sekretaris Komisi Litbang MUI Kabupaten Bogor/Dosen Fakultas Dakwah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

MUI-BOGOR.ORG – Dalam pencarian kesuksesan, prinsip bijak Nabi Ya’qub AS untuk “mencari jalan lain” menjadi salah satu landasan inspiratif. Mulai dari pencarian emas di zaman purba, hingga pengelolaan teknologi canggih di era kecerdasan buatan, kita dapat melihat bagaimana berbagai bangsa menerapkan kebijaksanaan yang sama. Untuk tidak berpanjang kalam, kita awali bahasan ini dengan mempelajari kisah unik yang mengajarkan bahwa diversifikasi jalan menuju sukses dapat dianggap sebagai kunci mencapai prestasi yang gemilang.

Firman Allah SWT yang mencatat petuah Nabi Ya’qub AS memperkuat prinsip ini, di mana sang nabi mengarahkan anak-anaknya untuk masuk dari pintu-pintu gerbang yang berlainan, mengekspresikan kebijaksanaan dalam diversifikasi jalan menuju sukses. Hal mana siasat tersebut didasarkan pada pemahaman akan kondisi dan merespons situasi dengan tindakan yang tepat. Sebagaimana firman-Nya, “Dan Ya’qub berkata, ‘Hai anak-anakku janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain. Namun demikian aku tiada dapat melepaskan kamu barang sedikitpun dari pada (takdir) Allah …”. Para ahli tafsir menjelaskan, alasan dibalik siasat berpencar itu untuk menghindari bahaya sekaligus upaya maksimal mencapai tujuan.

Dengan demikian, siasat tersebut tidaklah dijalankan kecuali dengan sebuah pertimbangan yang matang. Lebih-lebih, cara “sederhana” tersebut sejatinya merupakan sebuah cara jenius, di tengah munculnya solusi lain yang lebih rumit dalam upaya mencapai tujuan. Alih-alih merasa cukup dengan hanya mengambil sebuah jalan, yang bila mengalami masalah akan menyebabkan kegagalan, maka mengambil berbagai jalan akan membuka peluang lebih besar mencapai keberhasilan.

Prinsip inilah yang kemudian banyak digunakan oleh berbagai pihak demi meraih prestasi dan kejayaan. Bahkan berbagai bangsa di dunia, tidak luput menerapkan strategi yang sama. Masih ingatkah kita pada masa ribuan tahun silam, emas saat itu menjadi benda yang sangat berharga. Sehingga berlombalah berbagai bangsa itu untuk meraih kejayaan bahkan sampai mengarungi aneka samudera ke pelosok dunia dengan slogan “gold” nya. Sampai kemudian emas pun menjadi sulit diperoleh dan cenderung semakin langka. Namun tidak menyurutkan upaya banyak pihak dalam memenuhi kebutuhan emas.

Mereka sampai pada sebuah ide untuk mengubah logam dasar menjadi emas. Tentu saja para ilmuwan berada dibalik upaya luar biasa tersebut. Mereka memimpikan menjadi kaya dengan cara instan namun sesungguhnya melakukan upaya yang melebihi kemampuannya. Mereka lalai bahwa akibatnya mereka tidak mencapai apapun selain memperoleh hasil yang sia-sia. Mereka juga lupa bahwa ada banyak jalan menuju sukses sebagaimana dinasehatkan salah satu nabi yang terkenal kecerdasannya, yaitu Nabi Ya’qub AS (sebagaimana arti nama tersebut dalam bahasa Ibrani bermakna cerdik). Padahal, hanya dengan jalan memahami prinsip inilah maka akan terbuka banyak peluang menuju sukses.

Terbukti, dengan menerapkan prinsip “mencari jalan lain”, akhirnya disadari bahwa logam dasar tersebut memiliki manfaat yang jauh lebih besar dari apa yang dibayangkan. Sebagai contoh, bukan hanya dengan mengubahnya menjadi emas, tetapi juga dengan mengubahnya menjadi mesin. Inilah yang terwujud di awal abad ke-18 dengan dimulainya era revolusi industri. Sampai ke masa sekarangpun, mesin itu masih sangat dibutuhkan dan merupakan benda berharga yang nilainya bisa melebihi nilai emas itu sendiri.

Apakah cukup sampai disitu upaya menerapkan ide “menciptakan emas dari bahan logam dasar” ? Ternyata tidak, malahan di abad ke 21 ini, ide tersebut semain relevan dengan munculnya kebutuhan akan artificial inteligent (kecerdasan buatan), di mana logam dasar tersebut dapat diubah menjadi chip semikonduktor sebagai perangkat utama berfungsinya Integrated Circuit (IC). Para ahli memperkirakan bahwa kebutuhan akan barang ini akan terus meningkat seiring berjalannya waktu.

Sejauh ini, negara-negara Barat telah melaksanakan upaya yang luar biasa dengan keuletan dan perjuangan mereka untuk membangun teknologi. Keberhasilannya tidak hanya dipengaruhi oleh keyakinan tinggi bahwa tersedia banyak jalan menuju kejayaan, tetapi juga oleh tekad yang kuat. Sebagaimana tercermin dalam hasilnya, negara-negara Barat telah berhasil mengakumulasi kekayaan yang melampaui jumlah ketersediaan emas yang mereka butuhkan.

Dengan memahami prinsip “mencari jalan lain” dari kebijaksanaan Nabi Ya’qub, kita dapat simpulkan bahwa kesuksesan melibatkan diversifikasi dan kreativitas. Strategi ini telah terbukti membuka peluang lebih besar untuk meraih keberhasilan berkelanjutan, dengan berhasil dilewatinya pintu-pintu gerbang menuju kejayaan. Wallahu a’lam bi as-shawab. (*)