Tanda Cinta Nabi Ibrahim as

Tanda Cinta Nabi Ibrahim as

Oleh: Ust. Hiznu Sobar, Lc., M.Pd.
(Alumni PKU MUI Kabupaten Bogor Angkatan VI)

Di setiap tahun, tepatnya bulan Dzulhijjah, umat Islam tidak akan melupakan sosok utusan agung, Nabi Ibrahim as. yang dikenal dengan bapak tauhid (mengesakan Allah SWT). Dalam perjalanan hidupnya sebagai nabi dan rasul, Nabi Ibrahim begitu nampak mencintai umatnya mulai dari keluarga terdekat seperti ayah, istri, anak hingga umatnya secara umum.

Dalam Alqur’an setidaknya kita bisa temukan ayat-ayat yang menunjukkan kecintaan Nabi Ibrahim terhadap umatnya yang diekspresikan dalam lantunan do’a sang nabi. Pertama, agar manusia terlepas dari kemusyrikan. Nabi Ibrahim as sangat menginkan agar dirinya dan keluarga serta keturunannya terlepas dari penyembahan kepada selain Allah SWT, seperti tertuang dalam ayat berikut ini, “…dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku dari menyembah berhala-berhala.” (QS Ibrahim [14]: 35). Karena perbuatan menyekutukan Allah SWT merupakan perkara yang zalim. Sebagaimana dalam ayat lain Allah SWT menyebutkan:

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”. (QS Lukman [31]:13). Begitu pula dikisahkan dalam ayat lain saat Nabi Ibrahim as mengingatkan ayahnya sendiri, “Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya, Aazar, ‘Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai Tuhan-Tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata.’ (QS al-An’am [6]: 74).

Kedua, memohon keturunan yang salih. Lahirnya Ismail as dan Ishaq as sebagai keturunan dari Nabi Ibrahim as merupakan anugerah yang besar dari Allah SWT. Betapa tidak, setelah hampir berumur seratus tahun, melalui istri keduanya bernama Siti Sarah, beliau akhirnya diberikan keturunan oleh Allah SWT. Dengan cintanya, Nabi Ibrahim pun melantunkan do’a sebagaimana tertulis dalam Alqur’an, “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shalih. Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar.” (QS al-Shaffat [37]: 100-101).  

Ketiga, berharap ada sekelompok orang yang menyeru kebaikan. Kecintaannya kepada umat, membuatnya tidak lupa berdo’a agar ada seorang rasul yang diutus untuk menyeru manusia kepada Allah, meskipun dirinya sudah tiada. “Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka al-Kitab (Alquran) dan al-Hikmah serta menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (QS al-Baqarah [2]: 129).

Keempat, Nabi Ibrahim as mempunyai cinta yang tulus terhadap bangsa dan negaranya dengan berdo’a secara khusus untuk keamanan dan ketentraman negerinya sendiri. Hal itu tertuang dalam ayat “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian.” (QS al-Baqarah [2]: 126).

Demikian ayat-ayat cinta sang Khalilullah (kekasih Allah) yang ia panjatkan sebagai do’a yang terbaik bagi umatnya,  mulai dari keluarga, masyarakat hingga negerinya pun ia sebut dalam do’anya. Itulah tanda kecintaan sang nabi kepada kita. Wallahu a’lam.