Hadirkan Filolog, MUI Bogor Gelar Konsinyering Penelitian Pesantren Tua

Hadirkan Filolog, MUI Bogor Gelar Konsinyering Penelitian Pesantren Tua Konsinyering Penelitian Pesantren Tua dan Jaringan Keilmuan Ulama Bogor

MUI-BOGOR.ORGCibinong – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor menggelar kegiatan Konsinyering Penelitian Pesantren Tua dan Jaringan Keilmuan Ulama Bogor di Gedung Utama MUI, Cibinong, Rabu (18/6/2025). Acara ini menghadirkan Filolog sekaligus Akademisi Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) Jakarta, Dr. A. Ginanjar Sya’ban, SS., M.Hum., sebagai narasumber utama.

Dalam paparannya, Dr. Ginanjar memberikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif MUI Kabupaten Bogor. Ia menilai belum ada lembaga lain di wilayah Bogor yang secara khusus melakukan riset tentang sanad dan jaringan keilmuan ulama pesantren.

“Tahniah untuk MUI Kabupaten Bogor. Ini adalah kerja intelektual sekaligus spiritual yang sangat penting untuk masa depan keulamaan kita. Penelitian ini telah menyusun khazanah sanad yang menjadi pondasi penting dalam menelusuri silsilah keilmuan ulama di Bogor,” ujarnya.

Dr. A. Ginanjar Sya’ban, SS., M.Hum., Filolog dan Akademisi UNUSIA Jakarta. Foto: Pram

Dr. Ginanjar juga memberikan sejumlah catatan konstruktif untuk pengembangan penelitian, antara lain pentingnya penambahan elemen visual pada manuskrip, serta pelengkap konteks sejarah dengan menyebutkan pesantren tua di wilayah Kota Bogor meskipun secara administratif berada di luar Kabupaten. Menurutnya, koneksi keilmuan para ulama tidak berhenti pada batas administratif.

“Saya harap, setelah ini, MUI Kabupaten Bogor bisa melanjutkan proyeknya dengan menyusun buku tentang sejarah kitab-kitab karya ulama Sunda atau ulama Bogor. Ini penting sebagai kelanjutan pemetaan keilmuan dan warisan intelektual Islam di tanah Sunda,” tandasnya.

Sementara itu, Dr. Puad Hasan, MA selaku Koordinator Tim Peneliti menjelaskan bahwa konsinyering ini merupakan bagian dari lanjutan riset yang telah dimulai sejak tahun 2023 oleh Tim Peneliti MUI Kabupaten Bogor. Proyek penelitian ini terbagi dalam dua fase: fase pertama dimulai pada 2023, dan fase kedua dilanjutkan pada tahun 2025.

Dr. Puad Hasan, MA, Koordinator Tim Penelitian Pesantren Tua dan Jaringan Keilmuan Ulama Bogor, sedang menyampaikan sambutan. Foto: Pram

“Penelitian ini berangkat dari hasil diskusi tim kecil di Pondok Pesantren Al-Falak, Pagentongan, Bogor. Saat itu, kami menyepakati bahwa fokus penelitian akan diarahkan pada pesantren salafiyah yang telah berusia lebih dari 50 tahun di wilayah Kabupaten Bogor,” ujar Dr. Puad.

Ia menjelaskan bahwa tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengungkap genealogi atau sanad keilmuan para ulama pendiri pesantren di Kabupaten Bogor, mengkaji peran kebangsaan ulama Bogor dalam sejarah Indonesia, dan menyusun gambaran keterhubungan jaringan keilmuan antarpesantren.

Dari proses investigasi awal, tim peneliti berhasil mengidentifikasi 26 pesantren tua yang layak dijadikan sampel. Kemudian mengerucut menjadi 22 pesantren. Meski demikian, tidak semua memiliki dokumentasi tertulis. Beberapa informasi hanya dapat dihimpun melalui transkrip wawancara dengan para keturunannya dan murid-muridnya.

“Standar pesantren tua yang kami gunakan adalah usia minimal 50 tahun. Kami menyadari tantangan utamanya terletak pada keterbatasan dokumentasi, namun dengan pendekatan wawancara mendalam, informasi tetap dapat dikumpulkan,” tambahnya. (fw)