Fenomena Masyarakat Cangkang dan Tugas Kader Ulama Menjawab Tantangan Zaman

Fenomena Masyarakat Cangkang dan Tugas Kader Ulama Menjawab Tantangan Zaman Silaturahmi Alumni PKU Korwil Bogor Utara

MUI-BOGOR.ORG – Dalam suasana hangat dan penuh kebersamaan, para Kader Ulama MUI Kabupaten Bogor dari Korwil Bogor Utara (Kemang, Rancabungur, Ciseeng, Parung, Tajurhalang, dan Gunung Sindur) menggelar agenda silaturahmi dan diskusi di Pondok Pesantren Nurul Istiqlal Ali Mardani, Parung, Minggu (22/6/2025).

Salah satu pembahasan penting dalam forum tersebut, datang dari pandangan kritis Sekretaris Umum MUI Kabupaten Bogor, H. Irfan Awaludin, M.Si. Ia memaparkan realitas sosial yang mengemuka di masyarakat Kabupaten Bogor, yang menurutnya sudah sangat kompleks.

Sekretaris Umum MUI Kabupaten Bogor H. Irfan Awaludin, M.Si
Sekretaris Umum MUI Kabupaten Bogor H. Irfan Awaludin, M.Si. Foto: Pram

Pria yang akrab disapa Gus Irfan tersebut, juga menyoroti dunia pesantren yang kini menghadapi tantangan serius. Data menunjukkan adanya penurunan minat masyarakat untuk memasukkan anaknya ke pesantren, bahkan penurunan penerimaan santri baru di tahun ini mencapai angka 36 persen. Hal itu berdasarkan data hasil penelitian yang dilakukan oleh Litbang LPKPU MUI Kabupaten Bogor pada bulan Mei – Juni 2025, dimana terdapat penurunan jumlah santri baru dari 25.834 di tahun 2024 menjadi 16.484 santri baru di tahun 2025.

Gus Irfan mengaitkan fenomena tersebut dengan menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap pesantren, serta faktor-faktor lain seperti keterbatasan ekonomi keluarga, minimnya inovasi kurikulum, dan lemahnya strategi pemasaran informasi pesantren kepada masyarakat.

Suasana Silaturahmi Kader Ulama MUI Kabupaten Bogor Korwil Bogor Utara. Foto: Pram
Suasana Silaturahmi Kader Ulama MUI Kabupaten Bogor Korwil Bogor Utara. Foto: Pram

Ia kemudian melontarkan kritik tajam terhadap fenomena sosial masyarakat masa kini yang ia istilahkan sebagai “Masyarakat Cangkang”, yakni masyarakat yang sibuk dengan tampilan luar namun minim substansi. Banyak kegiatan hanya sekadar seremonial dan penuh gimmick, tanpa dampak berarti. “Cangkang memang penting, tapi isi jauh lebih penting. Idealnya, penampilan luar harus sejalan dengan kedalaman isi,” tegas alumni PKU angkatan III tersebut.

Gus Irfan pun menekankan pentingnya kesadaran sebagai inti dari perbaikan sosial. Ia mengajak para kader PKU untuk menanamkan nilai-nilai filosofi Tritangtu Kader Ulama, yaitu Kesadaran – Ilmu Pengetahuan – Tindakan sebagai pondasi dan filosofi, sehingga dapat mencapai tingkat kesadaran yang utuh dalam menghadapi berbagai persoalan umat.

Ketua LPKPU MUI Kabupaten Bogor, Ahmad Zulfiqor, S.Hum. Foto: Pram
Ketua LPKPU MUI Kabupaten Bogor, Ahmad Zulfiqor, S.Hum. Foto: Pram

Sementara itu, Dr. Saepudin Muhtar, M.Sos (Gus Udin) selaku Ketua MUI Kabupaten Bogor Bidang Pendidikan dan Kaderisasi, turut memperkuat gagasan tentang pentingnya isi di balik cangkang. Menurutnya, “isi” yang dimaksud bukan hanya kecakapan intelektual, tapi kestabilan ruhani. “Kesadaran akan ruh, kesadaran akan hubungan manusia dengan Sang Pencipta, akan melahirkan pribadi yang matang, dewasa dalam bersikap, dan tumbuh sebagai manusia seutuhnya,” ungkap Gus Udin.

Sebelumnya, agenda silaturahmi ini dibuka oleh sambutan dari Ketua LPKPU MUI Kabupaten Bogor, Ahmad Zulfiqor, S.Hum. Ia menyampaikan bahwa tahun 2025 ini merupakan tahun yang sangat padat program untuk MUI Kabupaten Bogor, diantaranya persiapan Pendidikan Kader Ulama angkatan XIX, penyelenggaraan Musyawarah Daerah (MUSDA) dan Ijtima Ulama.

Tak hanya itu, MUI juga tengah menyiapkan dua karya besar sebagai warisan intelektual organisasi, yaitu Buku Bunga Rampai, yang merupakan kumpulan tulisan dari sekitar 25 alumni PKU lintas angkatan, dan Buku Pesantren Tua dan Jaringan Keilmuan Ulama Bogor, yang ditargetkan rampung dan dirilis sebelum pelaksanaan MUSDA MUI pada bulan September ini. (fw)