Temu Alumni PKU Korwil Barat 1: Pentingnya Membangun Kesadaran Kolektif

Temu Alumni PKU Korwil Barat 1: Pentingnya Membangun Kesadaran Kolektif Silaturahmi Alumni PKU Korwil Barat 1. Foto: istimewa

MUI-BOGOR.ORG, LEUWISADENG – Pesan utama dari silaturahmi ini tertulis di belakang kaos yang kita pakai, Ad Maiora Natus Sum artinya kita dilahirkan untuk hal-hal yang jauh lebih besar. Untuk menyelesaikan masalah di tengah masyarakat tidak bisa berjalan sendiri, kita harus bergerak secara kolektif, move on ke level kesadaran yang lebih tinggi. Tugas kita hari ini adalah berfikir dan juga bergerak demi berkhidmah untuk ummat.

Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Umum MUI Kabupaten Bogor H. Irfan Awaludin, M.Si., pada acara silaturahmi alumni Pendidikan Kader Ulama (PKU) korwil barat 1 (Rumpin, Leuwisadeng, Nanggung, Sukajaya, Cigudeg, Jasinga, Parung Panjang, Tenjo) yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengkajian Keagamaan dan Pemberdayaan Umat (LPKPU) di Pondok Pesantren Annida, Leuwisadeng, Jum’at (28/6/2024).

Suasana Silaturahmi Alumni PKU Korwil Barat 1. Foto: istimewa

Gus Irfan, sapaan akrabnya mengatakan, untuk menyelesaikan permasalahan yang semakin kompleks hari ini butuh kesadaran kolektif.  Kader ulama harus menaikkan level kesadarannya di atas 250, dimulai dari Courage (berani/optimis) di level 200, Netral di level 250, Willingness di level 310, hingga Love (cinta) di level 500.

“Level kesadaran kita harus ditingkatkan, karena level kesadaran berkorelasi dengan problem sosial, untuk menyelesaikan masalah tidak bisa dilakukan sendiri, namun harus berjama’ah, maka penting bagi kita untuk meningkatkan kesadaran kita secara kolektif, agar persoalan menjadi lebih mudah ditangani”, terangnya.

Suasana Silaturahmi Alumni PKU Korwil Barat 1. Foto: istimewa

Sementara itu, Ketua LPKPU Ahmad Zulfiqor, MA., dalam sambutannya mengatakan, kegiatan ini bertujuan selain mempererat silaturahmi, juga menjadi momentum untuk mengecas kembali semangat para kader ulama agar tetap optimis dan istiqomah melakukan perubahan dan menjadi solusi di tengah problematika masyarakat.

“Pertemuan ini selain menjalin silaturahmi juga silatulfikri, kita berdialektika memikirkan solusi dari permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat kita. Alumni PKU juga harus memiliki semangat Tritangtu, yaitu keislaman, keindonesiaan, dan kesundaan. Kalau Pak Kyai Mukri sering mengatakan keindonesiaan, kejawabaratan, dan kebogoran”, pungkasnya. (fw)