MUI Goes to School: Bentengi Generasi Muda dari Penyakit Sosial dan Radikalisme

MUI Goes to School: Bentengi Generasi Muda dari Penyakit Sosial dan Radikalisme Foto bersama usai kegiatan MUI Goes To School (MGTS) di SMK BIT Bina Aulia, Gunung Putri. Foto: Sekretariat MUI Kabupaten Bogor.

MUI-BOGOR.ORG, Gunung Putri – Berbagai penyakit sosial yang kini marak terjadi di kalangan para pemuda Bogor, yang menjadi pelanggaran hukum dan budaya seperti tawuran, judi online, pinjaman online ilegal, perundungan, narkoba, serta prostitusi online, merupakan ancaman nyata yang harus kita jauhi.  

Hal tersebut disampaikan oleh Pengurus Lembaga Pengkajian Keagamaan dan Pemberdayaan Umat (LPKPU) MUI Kabupaten Bogor, Faisal Wibowo, S.Th.I., pada kegiatan MUI Goes to School (MGTS) di SMK BIT Bina Aulia, Bojongkulur, Gunung Putri, Kamis (5/9/2024).

Pengurus LPKPU MUI Kabupaten Bogor, Faisal Wibowo, S.Th.I., saat menjadi narasumber. Foto: Sekretariat MUI Kabupaten Bogor

Alumni PKU Angkatan XI tersebut, juga menyoroti bahaya penyimpangan perilaku sosial, seperti LGBT dan kecanduan games, yang semakin meresahkan. Selain itu, ia menegaskan pentingnya pemahaman yang benar tentang ajaran Islam agar terhindar dari pemahaman dan aliran menyimpang seperti Ahmadiyah, Gerakan Negara Islam Indonesia (NII), Al Qiyadah al Islamiyah, dan paham menyimpang serta radikalisme lainnya.

Di saat yang sama, Ayu Ismatul Maula, M.Sos., menyampaikan paparan tentang Islam sebagai benteng akidah, syariah, dan akhlak.

Alumni Pendidikan Kader Ulama (PKU) Angkatan XVI, Ayu Ismatul Maula, M.Sos., saat menjadi narasumber. Foto: Sekretariat MUI Kabupaten Bogor

“Dalam konteks akhlak, kita merujuk kepada Nabi Muhammad SAW, sebab panduan akhlak terbaik adalah Rasulullah SAW, ketika Sayyidah ‘Aisyah ditanya tentang akhlak nabi, beliau mengatakan bahwa akhlaknya adalah al-Quran,” jelasnya.

Sementara itu, Ahmad Marzuki, S.Sy., Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMK BIT Bina Aulia, berharap melalui kegiatan ini siswa-siswi mendapatkan wawasan baru terkait perkembangan kondisi dan masalah sosial terkini, serta mampu memahami bahaya aliran menyimpang dan paham radikalisme sebagai bekal mereka di masa depan. (fw)