MUI-BOGOR.ORG – Imam at Tirmidzi, dalam salah satu karyanya menuliskan bahwa ada seseorang datang kepada Rasulullah SAW, lantas ia bertanya,“Wahai Rasulullah, sungguh aku telah banyak menjalankan syari’at Islam. Mohon ajarkan kepadaku sesuatu yang bisa melekat dalam diriku.” Lalu Baginda Nabi Muhammad SAW pun menjawab, “Hendaklah lisanmu selalu disibukkan dengan mengingat Allah SWT”.
Dalam riwayat lain, salah satu sahabat Nabi SAW, Abu Darda ra, menceritakan bahwa Rasulullah SAW bersabda di tengah kerumunan para sahabat, “Maukah kalian aku beritahu suatu amalan di mana dengannya engkau bisa lebih hebat dari sekedar seorang raja, dengannya bisa meninggikan derajatmu, dengan mengamalkannya lebih baik dari sekedar berinfak dengan emas dan perak, dengannya pula lebih baik dari pada engkau berperang melawan musuhmu (jihad fi sabilillah) hingga engkau memukulnya dan musuhmu memukulmu?” Para sahabat lalu menjawab, “Tentu ya Rasulullah!” Maka Rasul SAW menjawab, “Dzikrullah (hendaklah engkau senantiasa mengingat Allah)”. (HR. Imam at Tirmidzi).
Dari keterangan hadis shahih di atas, bisa dirasakan betapa dahsyatnya amalan berdzikir hingga memiliki keutamaan tersendiri dengan amalan yang lainnya. Kedahsyatannya menjadikan kenikmatan bagi orang yang senantiasa berdzikir. Dalam Al Qur’an, disebutkan lebih dari 260 kali perintah berdzikir dengan beragam redaksi.
Ada beberapa balasan yang menarik saat kita berdzikir yang dijanjikan Allah kepada kita. “Maka berdzikirlah (ingatlah kepada-Ku) maka Aku akan mengingatmu” (QS. al Baqarah [2]: 152). Dengan berdzikir mengingat-Nya, Allah SWT tidak akan melupakan kita.
Ayat tersebut dijelaskan lebih rinci dalam satu hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “Allah SWT berfirman, ‘Aku seperti prasangka hambaku. Dan Aku bersama hamba-Ku saat ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat sendiri, maka Aku pun mengingatnya. Jika ia mengingat-Ku dalam keramaian, maka Aku mengingat mereka. Bahkan lebih baik (mengingatnya) dari mereka.” (HR. al Bukhari).
Imam Hasan al Basri mengingatkan kita dalam salah satu nasihatnya, “Carilah kenikmatan dan kebahagiaan dalam tiga hal: dalam sholat; berzikir ;dan membaca Al Quran. Jika kalian dapatkan maka itulah yang diinginkan, jika tidak kalian dapatkan dalam tiga hal itu maka sadarilah bahwa pintu kebahagiaan sudah tertutup bagimu.”
Berdzikir bisa menjadi salah satu amalan yang bisa kita nikmati kapan pun dan di mana pun. Karena berdzikir menjadikan hidup kita lebih dekat dengan sang Maha Pengingat, hati lebih tenang karena merasa dalam dekapan sang Maha Pemberi kasih sayang.
Rasulullah SAW bahkan memberikan sebuah perumpamaan tentang orang yang gemar berdzikir, “Perbedaan antara orang yang berzikir kepada Allah dengan orang yang tidak berzikir seumpama orang yang hidup dan yang mati.” (HR. al Bukhari dan Muslim).
Wallahua’lam bi al Showab
Catatan: Artikel ini diambil dari Majalah Kalam Ulama Edisi 24

Sebelumnya:
Guru Ngaji Menerima Zakat Fitrah, Bolehkah?Berikutnya:
Cara Umar bin Khattab Memakmurkan Ramadhan